Site icon kebudayaanbetawi.com

PERMAINAN RAKYAT BETAWI YANG MENDIDIK

Permainan Rakyat Betawi Yang Mendidik

Bermaian Congklak, Dokumentasi Lembaga Kebudayaan Betawi

Permainan Rakyat Betawi Yang MendidikPada bingkai inilah penting dan jitunya mengungkapkan permaianan tradisional Betawi kepada masyarakat, khususnya masyarakat pendidik. Sebagaimana telah diketahui, bahwa permainan tradisional Betawi memacu anak didik untk kreatif. Mereka mengunakan barang, benda, atau tumbuhan yang ada di sekitarnya. Mendorong mereka lebih kreatif menciptakan alat permainan.

Selain itu, dapat dijadikan sebagai sarana terapi anak. Karena saat bermain, anak-anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa, dan bergerak. Kegiatan seperti ini dapat digunakan sebagai terapi untuk anak yang memerlukannya.

Beberapa permaianan tradisional Betawi dapat mengembangkan kecerdasan intelektual anak. Misalnya Ci Ci Putri mampu membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan intelektualnya. Sebab permainan itu akan menggali wawasan anak terhadap beragam pengetahuan. Hampir semua permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Ini artinya anaka-anaka dapat mengembangkan kecerdasan emosi antar personal. Dengan berkelompok anak-aak akan mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap orang lain. Mereka pun nyaman dan terbiasa dalam kelompok. Beberapa permaian tradisional yang dilakukan berkelompok di antaranya, Kasti, Benteng, Wak Wak Gung dan lain-lain.

Selanjutnya dengan bermain permainan tradisionala, anak-anak dengan sendirinya mampu mengembangkan kecerdasan logikanya. Beberapa permainan tradisional melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah yang harus diliwatinya, misalnya Congklak, Bekel, Tebak-tebakan, dan sebagainya.

Pada umumnya permaian tradisional mendorong pemain untuk bergerak, seperti melompat, berlari, menari, berputar, jongkok, dan sebagainya. Jelas terlihat jenis permainan ini akan mengembangkan kecerdasan kinetik anak. Contohnya permaian Egrang, Benteng, Dampu, Lompat Karet, dan lain sebagainya.

Selanjutnya tentu saja permainan tradisional banyak memanfaatkan alat permaian yang terdapat atau tumbuh dan berserakan di sekitar lingkungan. Sebut saja misalnya berbagai tumbuhan, tanah, genting, batu, dan sebagainya. Aktivitas permainan ini mendekatkan anak kepada alam sekitarnya sehingga anak lebih menyatu dengan alam. Permaian jenis ini akan mengembangkan kecerdasan natural anak. Contoh permaian Protokan, Egrang, Dampu, mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, dan lain-lain.

Bermain peran dapat ditemukan dalam permainan tradisional. Permaianan ini mendorong anak untuk mengenal konsep ruang dan berganti peran. Hal itu tentunya dapat mengembangkan kecerdasan spasial dan tentu juga kecerdasan musikal anak. Ini dapat ditemui pada permainan Maen Raja dan Ratu dan lain sebagainya.

Dalam permaian tradisional mengenal konsep menang kalah. Namun menang dan kalah ini tak menjadikan pemain bertengkar atau rendah diri. Bahkan ada kecenderungan orang yang sudah bisa melakukan permainan mengajarkan tidak secara langsung kepada teman-temannya yang belum bisa. Juga tidak mustahil jika permaian tradisional dilakukan lintas usia, sehingga para pemain yang usianya masih belia ada yang menjaganya, yaitu para pemain yang lebih dewasa. Pemain yang belum bisa melakukan pemainan dapat belajar secara tak langsung kepada pemain yang sudah mahir, walaupun usianya masih di bawahnya. Jelasnya, permainan tradisional dapat dilakukan oleh para pemain dengan multi jenjang usia dan tidak lekang oleh waktu. Dengan kata lain, dalam permaian tradisional, tak ada yang paling unggul. Karena tiap orang memiliki kelebihan masing-masing untuk tiap permainan yang berbeda. Dengan uraian itu, diketahui bahwa permaian tradisional dapat meminimalisir pemunculan ego di diri pemain atau anak-anak. Hal itu amat penting bagi tercurahkan dengan deras kecerdasan spiritual anak. Berikutnya : Memilih Permainan Rakyat Betawi

Pencarian Berdasarkan Kata Kuncihttps://www kebudayaanbetawi com/tag/cici-putri/
Exit mobile version