MAULIDUR RASUL KELAHIRAN YANG MENCERAHKAN ALAM SEMESTA
Yahya Andi saputra
Ya nabi salam alaika
Ya rasul salam alaika
Ya habib salam alaika
Shalawatullah alaika
Konon Raja Abrahah mengerahkan pasukan besar dilengkapi pasukan gajah, mengepung Kota Mekkah hendak menghancurkan Ka’bah. Upaya itu gagal total karena datang kuasa Allah mengirim pasukan burung Ababil membawa batu panas dan menimpakan batu-batu itu ke pasukan Abrahah. Pasukan besar dan gagah itu pun kualahan dan berantakan kocar-kacir. Peristiwa ini terjadi pada 12 Rabiul Awwal.
Di sudut lain Kota Makkah, sorang perempuan, Aminah, berjuang sekuat tenaga untuk melahirkan anak yang dikandung. Tak ada yang menemani karena suaminya, Abdullah, sudah wafat. Tapi rupanya Aminah perempuan pilihan, karena mengandung manusia pilihan.
Oleh karena itu, kekuatan dan kekuasaan Allah bekerja pada proses kelahiran itu. Aminah dihibur bidadari dan ditemani malaikat. Muhammad, nama yang kemudian diberikan setelah kelahirannya, adalah manusia pilihan yang kelak dinobatkan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman. Peristiwa kelahiran Muhammad itu terjadi pada 12 Rabiul Awwal. Karena pasukan gajah Abrahah membabi buta penuh napsu ingin menghancurkan Kabah dan gagal, maka tahun itu dikenal Tahun Gajah – ‘Aamul Fiil.
Muhammad yatim kemudian yatim piatu yang hidupnya disokong kakeknya, Abdul Mutthalib, tumbuh menjadi manusia sempurna. Pandai dagang dan menikah di usia 25. Istrinya, Siti
Khadijah, amat menyokong segala kebutuhan Muhammad. Terutama tatkala tanda kenabian ada pada suaminya, Khadijahlah orang pertama yang mendukung penuh tanpa
reserve. Usia 40, Muhammad menyandang gelar kenabian sesudah bergelut memahami firman Allah yang diturunkan kepadanya.
Muhammad rasulullah shallallahu alaihi wasallam benar-benar manusia mulia. Karakter dan akhlak Muhammad SAW itulah kemuliaan utamanya. Allah SWT menabalkannya, Laqod
kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanatul limang kaana yarjulloha wal-yaumal aakhiro wa zakarolloha kasiiroo. "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21). Selain itu, ada empat
sifat ketauladan Muhammad SAW yang menjafi keunggulannya, yaitu: Siddik (Jujur), Amanah (Dapat Dipercaya), Tabliq (Menyiarkan) dan Fathonah (Cerdas).
Dengan peringatan Maulid Nabi itu maka muncullah ratusan buku riwayat nabi dalam berbagai bentuk, baik syair, pantun, prosa, dan sebagainya. Pun ditulis dalam berbagai bahasa di dunia.
Maulid
Maulid artinya kelahiran. Terkait tulisan ini diartika sebagai peringatan hari kelahiran. Dalam sejarah, lama setelah Nabi wafat, baru ada pelaksanaan peringatan hari kelahiran Nabi,
yaitu pada masa Dinasti Fathimiyah, abad ke-4 hijrah. Lama tak diselenggarakan, baru kemudian di tahun 579 hijrah (1183 M), peringatan maulid kembali digairahkan. Orang yang
paling bertanggung jawab atas peringatan ini adalah Salahuddin Al Ayyubi.
Salahuddin dengan sadar mengambil momen hari lahir Nabi Muhammad SAW untuk memompa semangat pasukannya di medan tempur. Mengingat mental prajuritnya berada
pada titik terendah dan akan dilahap habis oleh prajurit salib. Serta-merta mental dan semanfat prajurit Salahuddin bangkit ke tingkat paling tinggi dan sukses di medan perang. Ini
tentu dipacu oleh semangat Maulud Nabi.
Nama Salahuddin dikenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, sifatnya yang ksatria, dan pengampun pada saat berperang melawan tentara salib.
Dan Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama.
Maulid di Betawi
Masyarakat Betawi yang relijius dan penganut Islam yang taat, memaknai maulid sebagaimana pada umumnya. Di lidah orang Betawi, kata bshasa Arab maulid (maulidur rasul), menjadi muludan. Artinya sama saja, yaitu peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bagi masyarakat Betawi, maulid atau muludan tidak hanya dilakukan pada bulan Rabiul Awwal atau bulan maulid saja.
Hampir tiap hari muludan dilaksanakan atau dikumandangkan. Atau paling tidak seminggu sekali, tiap Kamis malam atau malam Jumat. Dalam daur hidup masyarakat Betawi ada berbafai ritus atau upacara. Daur hidup dan ritus itu memang terpahat erat dengan keislaman. Jadi tidak ada kegiatan masyarakat Betawi yang di dalamnya tidak ada muludan. Pasti ada muludan. Kita lihat misalnya ketika buka baturan untuk bikin rumah, saat akan memulai bangun rumah, pindah atau menempati rumah baru, pergi haji pergi mukim, mulai nyawah, ijab kabul perkawinan, nujuh bulan, hakekah atau ngasih nama atau cukur rambut, nyunatin, tamat quran, dan lsin sebagainya; itu semua selalu ada pembacaan maulidur rasul. Bahkan ketika lima belas hari, empat puluh hari, seratus hari, dan haul, yang notabene memperingati kematian, selalu dibacakan maulid nabi. Bagi masyarskat Betawi, tak ada saat penting dalam siklus hidupnya, tanpa
pembacaan maulud nabi. Dalam masyarakat Betawi ada lima kitab maulid nabi yang menjadi babon, baik dalam bentuk sysir maupun prosa.
Pertama, kita Al-Barzanji. Kutab ini dikarang oleh Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji. Maulid Barjanzi sendiri memiliki nama asli ‘Iqd Al-Jauhar Fi Mawlid
An-Nabiy Al-Azhar.
Kedua, kitab Syarafal Anam. Kitab ini belum diketahui siapa pengarangnya.
Ketiga, kitab Ad-Diba’i. Kitab ini dikarang oleh Imam Wajihuddin Abdu Ar-Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Dibai (866H-944H).
Keempat, kitab Simthud Duror. Kitab ini dikarang oleh al-Imam al-Arifbillah al-Qutb al-Habib ‘Ali Bin Muhammad Bin Husein Al-Habsyi, beliau adalah kakek dari Habib Anis bin Alwi Al-
Habsi Solo. Beliau menulis kitab ini, dengan mendiktekannya kepada muridnya. Dimulai dari tanggal 26 Shafar 1327H hingga awal bulan Rabiul Awal di tahun yang sama.
Kelima, kitab Qasidah Burdah. Kitab kasidah ini sangatlah terkenal di kalangan warga muslim Indonesia. Imam Al-Bushiri (610-695H), pengarang syair kasidah ini menuliskannya ke dalam
160 bait syair.
Meneladani Kitab yang menuliskan sejarah Nabi Muhammad SAW, dalam berbagai bentuk tulisan, tentu bertujuan memuliakan, mengikuti sunnah, meneladani perilaku Nabi. Oleh sebab itu, Maulid Nabi – Maulidur Rasul – yang tiap tahun dilaksanakan seyogyanya menjadi satu momen penting untuk mencapai itu. Jangan sampai generasi muda atau generasi milenial dan
generasi berikutnya, tidak memahami sejarah Nabi Muhamnad SAW.
Karena kekosongan pengetahuan itu, mereka lebih mengidolakan selebritas yang akhlaknya rombeng. Nauzubilla tsumma nauzubillah, jika ini terjadi. Mengutip syair dari Barzanji, Anta syamsun, Anta badrun, Anta nurun, Fauqa nuri. Engkau mentari, engkau rembulan, engkau cahaya, di atas cahaya. Happy Milad Ya Rasulullah.