Site icon kebudayaanbetawi.com

LAKON RAJUNA/ARJUNA BERULAH (Bagian 3)

LAKON LAKON RAJUNA/ARJUNA BERULAH
Oleh : Tim Litbang Lembaga Kebudayaan Betawi

LAKON RAJUNA/ARJUNA BERULAH (Bagian 3)Muhammad Bakir aktif menulis atau menyalin karya sastra antara 1884-1906, menghasilkan tidak kurang 14 manuskrip hikayat bertema wayang. Lakon Rajuna yang diturunkan di web LKB ini salah satu dari itu. Manuskrip ini hasil transkrip dari naskah Hikayat Wayang Arjuna. Selamat menikmati kisah Arjuna.

Memperhatikan sikap Putri Banowati yang sangat aneh, timbul rasa.curiga Tumenggung Baladewa terhadap istri Prabu Ngastina itu. Oleh karena itu, maka suatu malam, Tumenggung Baladewa mengintai kamar Dewi Banowati. Ternyata dilihatnya di dalamnya ada tiga orang lelaki, Rajuna, Angkawijaya, dan Bambang Sumitra sedang bermesra-mesraan dengan Dewi Banowati, Siti Sundari, dan anak perempuan raja yang bernama Lasmaningpuri. Hal ini diadukan kepada Prabu Jenggala.

Mendengar laporan itu, raja sangat marah. Lalu Prabu Jenggala bersama bala tentaranya segera mengadakan penangkapan terhadap ketiga orang itu. Terjadilah perkelahian di antara mereka. Dalam perkelahian ini, pihak Pandawa (Rajuna, Angkawijaya, dan Bambang Sumitra) memperoleh kemenangan.

Setelah Prabu Darawati melihat bala tentaranya banyak yang gugur, ia sendiri terpaksa maju perang melawan Rajuna. Dalam perkelahian itu akhimya Prabu Darawati juga mengalami kekalahan, lalu ia menyembunyikan dirinya. Rajuna mengejarnya sampai ke hutan. Sebelum Prabu Darawati sampai di hutan. Rajuna telah sampai lebih dulu. Di tempat itu Rajuna menyamar sebagai raksasa dan Prabu Darawati datang ke tempat raksasa mohon perlindungan. Karena Prabu Darawati tidak mau menyembah kedua kaki raksasa itu, raksasa itu tidak bersedia menolongnya.

Prabu Darawati terus melanjutkan perjalanannya menuju Suralaya. Di tempat tu pun bertemu dengan Rajuna, lalu ia lari ke kaki gunung. Di sana ia bertemu dengan seorang laki-laki tua, lalu mohon perlindungan kepadanya. Akan tetapi, laki-laki tua itu tidak bersedia memberikan pertolongan karena ia tidak mau menyembah kakinya. Kemudian Prabu Darawati lari ke tepi pantai dan melihat seorang anak kecil sedang menimba air. Ketika itu, Prabu Darawati mohon kepada anak kecil itu agar sudi melindunginya dari kejaran Rajuna. Anak kecil itu bersedia membantu Prabu Jenggala asal mau mencium kedua kakinya. Ketika Prabu Jenggala sedang mencium kedua kaki anak kecil itu, tiba-tiba anak kecil itu menjelma menjadi rupa Rajuna. Alangkah malunya Prabu Darawati kena tipu karena mencium kedua kaki Rajuna.

LAKON RAJUNA/ARJUNA BERULAH (Bagian 3). Lalu segera sang Prabu melarikan dirinya ke sebuah tempat dan bertemu dengan seekor naga, seekor lembu, serta halilintar, dan kilat. Mereka itu dimintai pertolongan agar sudi melindungi Prabu Jenggala dari kejaran Rajuna, tetapi mereka tidak sanggup menolongnya. Oleh karena itu, Prabu Jenggala melesat sampai ke Suralaya. Di sana, ia mohon perlindungan kepada Batara Guru yang sanggup melindunginya dari Rajuna. Ketika Rajuna sampai di Suralaya, ia tidak diperbolehkan Batara Guru masuk ke dalam Suralaya. Oleh karena itu, Rajuna sangat marah, lalu mengamuk di Suralaya. Dengan demikian, terjadilah pertarungan antara Batara Guru dan Rajuna.

Sementara itu, dalam suatu pertempuran yang terjadi antara Kurawa dan Pandawa diketahui bahwa negeri Kurawa menjadi hancur-lebur karena mendapat serangan yang sangat gencar dari pihak Pandawa sehingga banyak prajurit Kurawa banyak yang gugur. Oleh karena itu, Pendeta Dorna bersembunyi agar tidak diketahui oleh Angkawijaya dan Bambang Sumitra.

Diceritakan, setelah Rajuna dipanggil oleh Ki Darmawangsa tidak kunjung pulang, keluarga Ngamarta menjadi curiga dan mengira bahwa kedatangan Ki Baladewa pada malam itu mungkin akan menculik Rajuna. Kecurigaan makin bertambah ketika ketiga putranya yang menyusul ayahnya, Rajuna, juga tidak kembali. Oleh karena itu, keluarga Pandawa berusaha mencari keempat orang itu (Rajuna, Angkawijaya, Bambang Sumitra, dan Siti Sundari) yang hilang tadi sampai ke negeri Astina. Ketika keluarga Pandawa sampai di Alengka, mereka melihat Angkawijaya dan Bambang Sumitra sedang mengejar Raja Astina dan Pendeta Dorna. Dengan demikian, keluarga Pandawa itu juga ikut mengejar kedua orang itu. Raja Astina dan Pendeta Dorna dibantu negeri Alengka sehingga timbul banyak korban jiwa di kedua belah pihak. (Bersambung Bagian 4)

Exit mobile version