Tanjidor Alat Musik Betawi

Tanjidor Alat Musik Betawi Warisan Belanda Yang Harus Dilestarikan

kebudayaan betawi – Tanjidor Alat Musik Betawi Warisan Belanda Yang Harus Dilestarikan. Sejarah mengenai tanjidor asal muasal nya dari satu kesatuan musik dari bangsa Eropa yang dahulunya datang ke Indonesia menjajah pribumi dari bangsa Portugis dan Belanda. Tanjidor dahulunya penyemangat tentara Belanda dengan lagu mars, lagu portugis, dan dalam menyambut kedatangan tamu, hingga dijadkan lagu untuk sebuah dansa pada jaman dahulu.

Pimpinan sanggar Tanjidor Putera Mayang Sari  Sofyan  Marta mengungkapkan tanjidor dikenal pada jaman dahulu alat musik bangsa Eropa “Tangedor”  berasal dari bahasa Portugis. Alat musik tanjidor masuk dalam alat musik Betawi pada jaman dahulu. Bangsa Portugis setelah meninggalkan Indonesia peralatan yang dahulu orang pribumi dijadikan sebagai budak sehingga alat tersebut dimiliki oleh orang pribumi atau budak pada jaman penjajahan.

Kelompok musik tanjidor biasanya terdiri dari 7-10 orang. “Orang pribumi kenapa bisa bermain tanjidor. Mereka belajarnya itu pada saat melihat bangsa portugis memainkan alat musik dan hanya mendengar, melihat, belajar tangga nada – nada-nya, sedikit demi sedikit dia mempelajari.  Itu pun mendapatkan kesempatan untuk  belajar mengajak orang pribumi,”katanya saat diwawancari di Setu Babakan, Jakarta (20/6).

Tangedor alat musik yang dimainkan pada saat jamuan makan malam oleh serdadu atau menyambut kedatangan tamu dari bangsa Portugis yang datang ke Indonesia disambut dengan alat musik tersebut.  Dahulunya yang memainkan orang Belanda dan Portugis dan pada saat itu ada beberapa orang pribumi ada yang dilibatkan untuk memainkannya.

Sebagai contoh, Sofyan menjelaskan buyut atau kakeknya dia diberi kepercayaan oleh mandor perkebunan yang diberi kepercayaan dan diberi kepada kakeknya ada kesempatan disitulah belajar, turun temurun sampai ke dirinya.

Tanjidor Alat Musik Betawi
Tanjidor Alat Musik Betawi/Foto: Kebudayaanbetawi.com

Sofyan mengatakan, dirinya adalah turunan yang ke lima sampai saat ini memainkan alat musik inir. Kakek Sofyan belajar dari seorang mandor perkebunan, beliau kelahiran  tahun 1922 umur sekitar 10 tahun pada tahun 1932 atau 1935 sudah belajar tanjidor dari seorang mandor Mining adalah orang asli Jakarta.

Sofyan menambahkan pada jaman dahulu belum ada nama kelompok atau group sanggar, siapa yang memiliki group atau kelompok tersebut karena namanya atau berdasarkan pemiliknya semisal nama Mining dan memiliki jabatan sebagai mandor diberi nama mandor Mining.

Hingga anak dari mandor Mining bernama H.Risin, Ia menceritakan kurang lebih kakek saya sudah meninkah dari keluarga mandor mining seiring berjalannya waktu kakek Sofyan ingin memiliki kelompok tanjidor sendiri. Sehingga terbentuklah kelompok tanjidor pada 1948. Karena satu persatu menyicil untuk membeli alatnya.

Untuk menemukan alat tanjidor tidak begitu sulit mudah ditemukan. Karena bangsa penjajah setelah hengkang dari Indonesia mereka tinggalkan semua alat musik. Maing kepemilikan jatuh kepada mandor tempat tinggal penjajah.

“Kalau sekarang untuk menemukan alat musik tanjidor sulit tidak, xuma ada satu alat yang tidak diproduksi di Indonesia. Nama alatnya itu adalah bass selendang berukuran besar yang ada di salah satu film populer Si Doel Anak Sekolahan,”kata Sofyan.

Sofyan menjelaskan alat musik tradisional betawi tanjidor yang digunakan film Si Doel Anak Sekolahan adalah peninggalan jaman dahulu. Untuk yang ia miliki alat musik tanjidor bass selendang tahun 1900 buatan Prancis kalau mencari di tempat lain sudah tidak ada untuk tahun itu di Indonesia. Apabila ingin membeli baru alat musik bisa dibeli impor dari luar negeri tepatnya di Eropa kisaran harga 100 hingga 150 juta.

Untuk perkembangan alat musik tanjidor di Jakarta tiga group, yaitu Putera Mayang Sari, Pusaka Tiga Bersaudara, dan Aljabar yang berada di Tangerang. Minimnya group teresbut dikhawtirkan akan punah, diharapkan generasi muda untuk tetap bisa melestarikan musik tanjidor ini dengan cara belajar  peninggalan warisan belanda. [baihaki]

Check Also

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 12)

LAKON MAHARAJA GAREBEG JAGAT (Bagian 10)

Maharaja Garebeg Jagat – Tersebutlah seorang Penyalin dan Pengarang Sastra Melayu di Tanah Betawi pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *