Memilih Permainan Rakyat Betawi – Emang udah dari sononye bahwa beberapa permaian tradisional mengandalkan keahlian dan kemahiran yang sarat atraktif dan adu otot. Lantaran begitu tentunya pendidik, guru atau pelatih harus terlebih dahulu mengatahui risiko permaianan yang dipilihnya. Oleh sebab itu dianjurkan memilih jenis permainan yang paling sedikit risiko negatifnya.
Maka jenis permaian seperti Silem-Sileman sudah tak layak diajarkan jika di sungai. Sebab sungai di Jakarta penuh limbah. Permainan Anggar, Egrang, Gebok, Tok Kadal, dan sejenisnya tak lagi menjadi prioritas. Atau permainan yang membutuhkan arena luas, seperti Benteng, Tembak Nama, Kasti, Perang-Perangan, dan sebagainya. Atau jenis permainan yang mengganggu ketentraman lingkungan, seperti permainan Bleduran atau Meriam Sundut. Itu sekadar menyebut beberapa saja dari permaian yang ada. Semua jenis permaian yang menggunakan nyanyian atau permaian yang dilakukan berkelompok, masih dapat dilakukan sepanjang nir-risiko.
Begitulah semestinya. Kita harus arif memilih dan memilah permaian yang hendak diajarkan. Namun yang justru saat ini sangat disesalkan adalah menyeruaknya aneka permainan modern. Kemunculan permainan modern tentu saja perlahan tapi pasti menyisihkan permaian tradisional. Saat ini jenis permainan rakyat Betawi sudah mulai sulit ditemukan. Faktor penyebab yang paling berpengaruh adalah keadaan geografis Jakarta yang sudah berubah dan perkembangan teknologi yang makin canggih. Tanaman-tanaman yang dulu tumbuh subur di halaman-halaman, kini sudah semakin jarang ditemukan, padahal tanaman-tanaman ini sering menjadi bahan untuk membuat alat-alat permainan tersebut. Ruang terbuka yang semakin terbatas juga merupakan satu alasan, beberapa permainan semakin hilang keberadaannya. Lapangan atau tanah lapang kini sebagian besar telah berubah fungsi menjadi lahan terbangun. Perkembangan teknologi juga membuat permainan tradisional makin terpinggirkan, dan diganti oleh permainan modern yang cenderung berorientasi pada permainan elektronik.
Melihat keadaan tersebut, usaha untuk mendokumentasikan, melestarikan, dan menghidupkan kembali permainan tradisional rakyat Betawi adalah tugas kita bersama, birokrat dan rakyat. Karena tak diragukan lagi, permainan-permainan ini merupakan salah satu kekayaan budaya Betawi yang perlu dijaga. Usaha penerbitan ini ini bertujuan untuk penyelamatan kembali salah satu aset bangsa yang terancam punah, agar keberadaannya terdokumentasikan dan dilestarikan.
Bila di sana sini masih terdapat kekurangan, maka penyempurnaannya dapat dikerjakan dengan bantuan pembaca yang dilontarkan melalui saran, masukan, kritik, dan penyampaian data yang lebih akurat. Sangat di sadari bahwa buku ini belumlah sempurna karena kesempurnaan milik Allah semata.
Marilah kita – guru, pendidik, peminat, dan orang tua – mengenali kecerdasan anak sesuai tipenya melalui permainan tradisional Betawi. Jelaslah, tiap individu memiliki cara unik untuk menyerap dan mendemonstrasikan informasi dan pengetahuan. Sebagaimana anak-anak Betawi menyanyi riang gembira penuh pesona kearifan lokal, dengan lagunya,
Cap cip cup terebang kuncung
Lari kenceng ama si kuncup
Berikutnya: Kecerdasan Jamak Dalam Permainan Rakyat Betawi