Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 7 (Nenek Mawar Dan Cucunya) – Naskah karya Muhammad Bakir yang ditulis pada masa akhir abad-19 pada part 6 ini berjudul “Nenek Mawar Dan Cucunya”. Hiduplah seorang nenek yang bernama Nenek Mawar. Ia tinggal di pinggir kampung bersama anak perempuan nya yang sudah bersuami. Nenek Mawar sudah punya cucu yang berumur 7 tahun, bernama Menur. Kata hikayat, waktu musim bertanam kehidupan di sekitar nenek mawar adalah wilayah pertanian dan sawah-sawah.
Saat itu Emak Bapak nya Menur pergi ke sawah yang jarak nya jauh dari rumahnya (Apabila bisa diperkirakan dari Kuningan, Jakarta Selatan hingga Marunda, Jakarta Utara). Emak Bapak si Menur atau anak mantu Nenek Mawar ini pergi untuk menjadi kuli sawahnya orang kaya. Karena jaraknya jauh, maka emak bapak menur ini tinggal dikawasan dikawasan mereka bekerja. Dan tentu saja, Menur tinggal dengan nenek nya yaitu Nenek Mawar
Singkat cerita, suatu malam entah kenapa si cucu Menur ini tidak bisa tidur sama sekali dan juga menangis secara terus menerus. Upaya Nenek Mawar membujuk cucunya untuk diam adalah hal yang sia sia, Menur tetap menangis. Pada saat itu, waktu Menur sedang tidak bisa tidur dan masih menangis pada saat itu, dan turun lah hujan. Turun lah air hujan yang memasuki rumah si nenek dan menetesi sebuah kaleng yang terbalik. Dan tentu saja, air hujan yang masuk itu sangatlah berbunyi cukup terdengar akibat kaleng yang berbalik itu.
Entah bagaimana si Nenek Mawar mendiamkan si cucu nya ini dan menidurkannya dikarenakan waktu sudah menunjukan malam hari.
“Menur, menur.. sstt.. diam ya menur..” pelan pelan Nenek Mawar membisikan si Menur.
Lalu akhirnya si Menur terdiam juga.
“Menur.. coba kamu dengarkan suara yang berasal dari depan rumah kita. Yang berbunyi tik tuk tik tuk” lanjut nenek.
“Nenek.. itu suara apa sih nek tik tuk tik tuk begitu nek???” Tanya Menur.
Memang si Menur ini belum mengetahui bahwa itu suara air hujan yang berjatuhan ke kaleng terbalik tersebut.
Nenek Mawar membisikan lagi ke Menur
“Menur.. kalo kamu mau tahu itu suara apa, itu suara hantu.. ia hantu yang sedang lapar dan ingin memakan anak nakal yang kalau sudah mala8m masih nangis dan tidak mau tidur.” Apa yang Nenek Mawar katakan, didengarkan oleh Menur dan ia hanya terdiam sembari menahan tangisannya.
Bersamaan dengan cerita yang disampaikan oleh Nenek Mawar kepada si Menur itu, ada seekor harimau yang besar dan kelaparan yang berniat untuk memakan dan menerkam oramg yang ada di dalam rumah itu.
Tapi seraya ia mendengar omongan bahwa ada hantu berbunyi tik tuk itu akan memangsa orang orang yang nakal, harimau yang besar itu berpikir juga.
“Ooh celaka… kalau aku nakal, maka nenek mawar dan cucunya hantu tersebut akan mengejar dan memakan aku.” Demikian pikiran harimau yang besar itu.
Maka dengan cepat, si harimau itu bergegas berlari dan bersembunyi di kandang kerbau yang kebetulan kerbau itu sudah dijual.
Dan pada saat yang sama, tiba tiba ada dua orang pencuri yang mengendap ngendap yang memang tahu bahwa nenek mawar itu memelihara kerbau yang besar, dan si pencuri itu berniat untuk mencuri seekor kerbau peliharaan nenek mawar.
Lalu, pencuri itu dengan mengendap endap dan tanpa memeriksa lagi apa isi kandang kerbau tersebut. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah ada seekor harimau besar yang sedang bersembunyi dikarenakan takut dengan hantu berbunyi tik tuk tadi.
Dan akhirnya, tanpa berpikir panjang lagi kedua pencuri itu masuk ke dalam kandang kerbau itu, ia sudah mengambil tali dan tambang lalu ia mengikat di leher harimau besar itu yang memang dikiranya adalah seekor kerbau.
Dan betapa terkejut nya di harimau,
“Yang mengikat aku ini tentu si hantu tik tuk tadi.. dikarenakan aku sudah berniat jahat yang ingin memangsa nenek mawar itu dan cucunya..” Pikir harimau cemas.
Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 7. Lalu saat kedua pencuri itu menuntun dan menarik si harimau, ia hanya berpasrah diri. Pencuri pertama ada di depan untuk menuntun harimau, sedangkan pencuri kedua berjalan di belakang yang kemungkinan akan ada orang yang memeriksa mereka.
Karena pada saat itu, suasana nya lagi gelap dan habis hujan, kedua pencuri itu tentu saja belum menyadari apa yang mereka bawa.
Singkat ceita, sudah menunjukkan fajar dan waktu sudah cerah. Dan ketika hari sudah benar benar cerah, kedua pencuri itu melihat harimau dan terkejut bukan kepalang. Dan tanpa berpikir panjang lagi, pencuri yang kedua itu berlari dengan perasaan yang takut.
“Bakal untung besar kita kawan.. !!” pencuri pertama tidak menyadari kalau kawan di belakang nya sudah kabur tanpa memperlihatkan tanda tanda.
“Heyy sobat, kamu tidak dengar apa yang aku omongin ya??” Kata si pencuri pertama menegur kawan nya yang ada di belakang.
Dikarenakan kawan yang di belakang tidak terus menjawab, akhirnya ia menoleh ke belakang. Ia pastinya terkejut dan melompat karena telah melihat binatang yang dituntunnya itu ternyata seekor harimau yang besar.
Pada saat jam tertentu, kedua pencuri itu akhirnya bertemu dan ngos ngosan tergelepak karena kelelahan. Dan pada saat itu juga, mereka telah dilihat oleh seorang gembala yang heran melihat kedua orang itu terengah engah kepayahan.
“Hey kawan.. apa yang terjadi pada kalian?” Tanya si gembala itu.
Maka berceritalah kedua pencuri itu kepada si gembala, dan si gembala hanya tertawa sampai terpingkal pingkal. Akan tetapi kedua pencuri itu hanya bisa memandang tertawanya di gembala nya itu dengan perasaan yang geram.
Seorang gembala itu hanya terus saja menertawakan cerita dari kedua orang itu.
“Hey kawan kawan.. hahaha.. cerita perihal dirimu ini, mengingatkan aku pada hikayat masa lalu.” Ucap seorang gembala itu.
“Hikayat??” Tanya si pencuri itu.
“Yaaa.. hikayat..” jawab si gembala
“Kalau begitu, tolong ceritakan hikayat itu kepadaku.” Pinta kedua pencuri itu.
“Baik kawan, aku akan menceritakan hikayat itu kepada kalian.”
Baca Selanjutnya: Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 8 (Kumala Mustika Naga)
Maka berceritalah si gembala kepada kedua pencuri, lalu kedua si pencuri mendengarkan apa yang dihikayatkan oleh si gembala.
Baca Selanjutnya Hikayat 1000 Dongeng: Hikayat Raja Uswanda Part 8
Pembaca naskah: Yahya Andi Saputra (Pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi).
Kunjungi Podcast Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB): https://open.spotify.com/episode/4PBG36fojmrOOl8nZhqiFj