kebudayaan betawi – Batik Betawi, Batik di Jakarta sudah dikenal sejak dahulu yang tidak dapat kita lupakan begitu saja, daerah-daerah perbatikan seperti Karet Tengsin, Palmerah, Kebon Kacang dan Bendungan Hilir. Hasil-hasil pembatikan menjadi barang dagangan (Batik Komersil).
Batik-batik Tulis yang dilakukan di rumah-rumah penduduk tidak ada bedanya dengan pembatikan yang ada di Jawa, batik-batik tersebut dibuat dengan ragam hias sesuai dengan kesenangan atau selera penduduk setempat yakni Betawi, begitu banyaknya pencampuran darah penduduk asli dengan keturunan cina sehingga menjadikan Kebudayaan Betawi banyak dipengaruhi dari unsur – unsur kebudayaan Cina tersebut, demikian pula batik yang disenangi, baik yang dipadukan dengan kebaya encim (Krancang Betawi) maupun dengan kebaya panjang.
Diwaktu pemerintahan Bapak Ali Sadikin sebagai Gubernur Jakarta sekitar tahun 1970 bersama – sama dengan masyarakat Betawi menentukan kain yang dipakai oleh None Jakarta adalah kain model Pucuk Rebung atau Tumpal diserasikan dengan Kebaya Panjang, tentunya masukan dari masyarakat Betawi yang sudah begitu lama mengenakan kain model pucuk rebung sebagai kain sarung Betawi.
Pembatik-pembatik yang ada di Jakarta memproduksi untuk kebutuhan masyarakat Betawi baik yang Cap maupun Tulis dengan latar bermacam-macam, bahan kain yang coraknya aneka warna umumnya cerah-cerah, disamping itu juga mereka menyenangi kain-kain panjang dan kain-kain model Buketan seperti model karya Van Zuylen yang sering mereka sebut kain Pan Selen maksudnya Van Zuylen, mereka menyenangi kain-kain seperti, Jawa Hokokai, Kain VOC, Pagi sore, dan kain-kain tersebut di sarungkan atau tidak di Wiru karena sesuai dengan gerak kota Jakarta yang dinamis, mereka senang akan kain yang dapat dipakai tidak menyempit, dapat bergerak dengan bebas, kain-kain tersebut diatas adalah kain untuk konsumsi masyarakat Betawi.
Bila seseorang memakai kebaya encim dan sarung model buketan maka spontan orang mengatakan itu adalah baju Betawi, demikian pula bila orang yang memakai kain model pucuk rebung dengan kebaya panjang bermanset maka orang mengatakan itu baju None Jakarta.
Pernyataan dari masyarakat adalah suatu bukti bahwa hal tersebut diatas adalah suatu kesimpulan membenarkan bahwa batik Betawi Pucuk Rebung adalah Batik Betawi, sedangkan yang lain-lainnya seperti model buketan, kain panjang, kain panjang pagi sore, kain model VOC adalah konsumsi untuk masyarakat Betawi, tidak menyalahkan pula bila daerah – daerah lain mempunyai kesamaan.
Sumber Referensi : buku batik nusantara